Umur 92 tahun kahwin lagi, korang mampu??

Kredit: Nuansa NTB

Siapa sini masih single di tahun 2020, haaa korang sama dengan min lah, masih mencari pasangan nak menamatkan zaman bujang. Kadang-kadang rasa macam nak putus asa pun ada sebab susahnya lah nak jumpa jodoh.

Tapi betullah orang kata kan Cinta memang seringkali tak mengenal usia. Meskipun di usia yang sudah senja, seseorang tetap berhak untuk jatuh cinta dan mengungkapkan cintanya.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Sebuah pernikahan warga emas yang kelihatan mesra bak anak muda menjadi bualan hangat penduduk di negara jiran kita di Indonesia.

Ramai warga net yang merasa terharu menyaksikan dua sejoli yang sudah berusia saling cium pipi menunjukkan kasih sayang.

Mereka adalah Kirman Mitro Wiyono (92), warga Dusun Widoro Lor, dari Desa Bendung, Kecamatan Semin, Gunungkidul, Yogyakarta, dan Sutinah (79), dari Dusun Pencil, Desa Bendung, Semin. Dua sejoli yang sudah sah menikah baru-baru ini.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Berdasarkan laporan daripada Kompas.com, Selasa (18/2/2020), Mitro sebelumnya telah menikah sebanyak tiga kali.

Sejak masih muda, Mitro sudah mengenal Sutinah. Mitro kerap kali mondar mandir lewat rumah Sutinah. Namun saat itu, dia belum menyukai Sutinah.

Keduanya menikah dengan jodohnya masing-masing saat masih muda.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Mitro sempat menikah dua kali dengan Naruh dan Daliyem, namun maut menjemput istrinya pada lima tahun lalu.

Sementara Sutinah menikah dengan Kastoyo yang sudah meninggal tiga tahun lalu.

Meski telah menikah, namun keduanya tidak dikaruniai anak. Namun, Sutinah diketahui mempunyai seorang anak angkat.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Ketika ditemui di rumahnya, pasangan warga emas ini kelihatan mesra selayaknya pasangan suami istri.

Mitro yang tengah duduk bersantai di ruang tamu dilihat mengisap tembakaunya, tengah menunggu sang kekasih yang sibuk memasak daging ayam di dapur.

Meraih rezeki sebagai seorang pengrajin kayu, Mitro mengaku mulai menyukai Sutinah semasa dia datang membeli kayu bakar.

“Awal cinta itu beberapa waktu yang lalu, saat Sutinah membeli kayu bakar,” kata Mitro, kepada Kompas.com.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Ketika itu, Sutinah datang ke tempat Mitro dengan tujuan untuk membeli kayu bakar.

Janda tersebut meminta Mitro untuk datang ke rumahnya, membantunya membawa kayu bakar.

Sedangkan anak angkat Sutinah, ketika itu tidak ada di rumah.

Ba’da Isya, Mitro yang saat itu sudah memiliki rasa pada Sutinah, lantas pergi ke Padukuhan Pencil tempat Sutinah tinggal.

Pendekkan cerita, ketika ditanya warga soal hubungannya, kedua warga emas tersebut menyatakan hasrat untuk menikah.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

Mitro yang kemaruk cinta dengan Sutinah, ternyata tak pernah mengucapkan kata cinta dan sayang seperti pasangan pada umumnya.

“Saya tidak pernah mengucapkan cinta atau sayang, nanti malah seperti anak muda,” ucapnya dalam bahasa Jawa.

Anak angkat Sutinah awalnya tak setuju dengan pernikahan ibunya.

Namun, masyarakat mendukung pernikahan orang tuanya. Sehingga mahu tak mahu, berkat pujukan orang kampung, anak angkat Sutinah merelakannya.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

“Sepenuhnya masyarakat mendukung. Prosesnya cukup singkat, saya persiapkan syarat-syarat hari Selasa, ditandatangani Pak Kades, dan Kamisnya sudah sah jadi pasangan suami isteri,” katanya.

Berbagai persiapan pun dilakukan, dibantu oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Pernikahan keduanya lantas dilangsungkan. Ijab kabul dilakukan di KUA Senin. Masing-masing keluarga dan tetangga turut hadir menyaksikan majlis pernikahan tersebut.

Bermodalkan mas kawin berupa wang tunai sebanyak Rp 150 ribu, dihadapan para saksi, keduanya sah menjadi suami istri.

Image result for Kirman Mitro Wiyono

“Sekarang sudah lega karena sudah sah,” ucapnya.

Menikah di usia lanjut, tak banyak yang pasangan itu minta selain hidup bahagia hingga maut memisahkan.

“Saya ingin hidup bahagia bersama sampai nanti,” kata Sutinah

Kasi Pelayanan Desa Bendung, Sukirno mengatakan, pertama kali mengetahui kisah cinta keduanya saat Mitro mendatangi rumahnya untuk membantu mengurus pernikahan.

Di hari pernikahan, warga beramai-ramai mengantarkan mempelai ke KUA.

Keduanya diberikan layanan terbaik, dan sempat akan diarak hingga dipinjamkan kursi pengantin dan disewakan mobil atap terbuka.

Namun keduanya menolak. Hal itu nampak berlebihan untuk pasangan lanjut usia jika harus diarak.

Itulah kan jodoh tak mengira usia, Min rasa sentap pulak sebab min belum lagi jumpa pasagan hidup. Awhhhh sepinya, Nenek Sutinah, Atuk Mitro yang tua-tua pun siap kahwin bersanding bagai, min bayang pun tak ada lagi.. hehehehe

Raja Lepak

Read Previous

Banglo Tinggal Berpuaka MinXiong

Read Next

Kucing diletak luar rumah di “ngap” Python

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *